MALANG : Laboratorium merupakan unsur penting yang perlu
diperhatikan, untuk peningkatan kualitas Program Studi Bimbingan
Konseling di perguruan tinggi. Karena itu sudah saatnya dilakukan
revitalisasi terhadap Laboratorium Bimbingan Konseling untuk menunjang
peningkatan kualitas layanan pendidikan bagi mahasiswa.
Demikian ditegaskan Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., pakar
Bimbingan Konseling dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung,
saat tampil dalam Seminar dan Lokakarya Nasional. Seminar dan Lokakarya
Nasional digelar 3-6 Agustus 2017, di Hotel Atria Malang,
diselenggarakan Jurusan Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Malang. Semiloka Nasional dihadiri 200 orang lebih
pakar Bimbingan Konseling dari 74 kampus di Indonesia.
“Dalam kaitan ini perlu ada pemetaan revitalisasi laboratorium
bimbingan konseling. Salah satu bidang dalam pemetaan revitalisasi
tersebut yakni adanya spektrum laboratorium yang meliputi hal-hal dasar,
hal yang fungsional serta riset dan pengembangan laboratorium,” tegas
Prof Sunaryo penuh semangat.
Pada pemetaan revitalisasi tersebut, lanjut Prof Sunaryo, fungsi
laboratorium Bimbingan Konseling terbagi dalam tiga bidang yakni sebagai
sarana pendidikan, penelitian, serta pengabdian dan layanan masyarakat.
Dalam kaitan ini capaian pembelajaran yang dijadikan target atau
sasaran, yakni meliputi sikap, penguasaan pengetahuan, keterampilan
khusus serta keterampilan umum.
Menurut Prof Sunaryo, capaian pembelajaran terkait sikap antara lain bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas, berdasarkan agama, moral dan etika. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara serta kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila.
Sedangkan penguasaan pengetahuan, tegas Prof Sunaryo, yakni menguasai
konsep teoritis tentang bimbingan konseling, pendidikan, psikologi,
sosial budaya dan antropologi. Menguasai prinsip dan teknik konseling
psikodinamik, humanistik, behavioristik, kognitif, postmoderen dan
integratif. Menguasai metodologi penelitian bimbingan konseling berdasar
kaidah dan etika ilmiah menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
Prof Sunaryo menuturkan, keterampilan khusus di antaranya yakni mampu
menyusun program bimbingan konseling yang komprehensif dan memandirikan
yang bersifat preventif dan developmental, berdasarkan pada pemikiran
yang logis dan kritis. Sedangkan keterampilan umum di antaranya mampu
menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan terukur. Mampu memelihara dan
mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di
dalam maupun di luar lembaga. (Zen)
Sumber: www.dutanews.net